Sejarah Cidamar Cidaun
KATA PENGANTAR
السلام علىكم ورحمة الله وبركاته
Segala puji milk allah SWT yang telah memperjalankan
peredaran waktu dan sejarah. Sholawat serta salam semoga senantiasa selalu
dicurah limpahkan kepada nabi muhammad SAW yag merupakan manusia teragung sepanjang
sejarah juga semoga tercurah kepada keluarganya, sahabatnya dan kepada orang
orang yang setia mengikuti jejak sunnah sirah dan sejarahnya.
Dengan memohon ridhanya, kami berusaha menyusun tulisan
sederhana ini ke tengah para pembaca yang budiman semata mata sebagai betuk
apresiasi dan prestasi atas peradaban yang telah dicapai insan insan mulia yang
tingal didaerah Cidamar – Cidaun.
Tulisan ini menghimpu peristiwa sejarah dan tokoh sejarah
diwilayah Cidamar – Cidaun yang sangat menarik untuk kita bahas dengan
menggunakan bahasa sederhana dan bersahaja tanpa membuat pendangkalan cerita
atau melebih lebihkan dari kejadian sebenarnya. Dan apabila ditemukan
kekeliruan dalam tulian ini, kami mengharap tegur sapa, kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari para pembaca sekalian.
Terima kasih
والسلام علىكم ورحمة الله وبركاته
Jakarta, 26 Agustus 2018
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa yang
besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawanya, dan bangsa yang agung
adalah bangsa yang memahami dan memelihara sejarahnya. Kedua kalimat diatas menggambarkan betapa pentingnya kajian sejarah untuk
dilakukan sebagai bahan penghayatan, renungan dan petunjuk yang akan menentukan
arah massa depan.
Dalam memandang sejarah manusia
terbagi menjadi dua golongan besar. Ada yang memandang sejarah dengan pandangan
sekularistik sehingga berfikir dan bertindak secara mekanik, karena ia
berpandangan bahwa sejarah bergerak seperti mesin yang berputar sendiri tanpa
ada yang menggerakan. Maka semua kejadian sejarah terjadi secara otomatis
sehingga terlepas dari nilai dan norma kecuali nilai umum yang berdasarkan
pengalaman empiris.
Kemudian ada pula yang memandang
sejarah dengan pandangan religious yang berpandangan bahwa seluruh kejadian
sejarah telah direncanakan oleh kekuatan maha dahsyat untuk dijadikan tuntunan
untuk manusia dalam menapaki jalan kehidupan didunia, pandangan ini mengakui
adanya ketelibatan tuhan dalam menetakan nilai dalam kejadian sejarah, sehingga
timbul teori bahwa sejarah akan mengulangi kejadianya dengan tokoh yang berbeda
yang akhirnya semua berjalan sesuai dengan hukum pertentangan antara baik dan
buruk dan hukum tarik menarik antara yang baik dengan yang buruk dan yang baik
dengan yang baik.
Bagi generasi muda, kajian sejarah
menempati kedudukan yang sangat penting
karena hal ini dapat menjadi sumber insprasi dan motivasi dalam menghadapi
persoalan hidup juga dapan menuntun arah dalam berkreasi dan memicu
kreativitas. Mengkaji sejarah bukan untuk bermelanpolis dengan kejayaan masa
lalu bukan pula untuk mengundang kesedihan dan air mata atas kejadian yang
pahit dimasa lalu, namun sikap positif dan memandang sejarah adalah sikap yang
tepat untuk dilakukan bukan sikap negative yang dikembangkan yang memandang
sejarah dengan muram, dan hitam putih hanya karena ada sesuatu kejadian kelam
yang terjadi dimasa silam.
Kemudian kajian ini dikhususkan
untuk meneliti keabsahan cidaun dan cidamar, baik tentang asal muasal penamaan,
batas teritorial, ataupun karakteristik masyarakatnya serta periodisasi
kepemimpinanya. Hal ini dilakukan karena kesadaran akan pentingnya penelitian
sejarah cidaun – cidamar yang kurang mendapakan perhatian yang selayaknya baik
dari generasi terdahulu ataupun dari generasi massa sekarang. Disamping itu
kajian ini dilatarbelakangi adanya keperihatinan akan ketiada manuskrip yang
otentik tentang sejah cidaun – cidamar yang tentunya akan sangat sulit untuk
dilakukan kajian bila tidak ada sumber rujukan yang bersifat primer dalam
penelitian.
B.
Landasan Pemikiran
Dan kajian ini akan dikemukakan beberapa hal penting untuk dijelaskan
diantaranya :
1.
Apa yang
melatar belakangi wujud peristiwa sejarah sebagai wujud dari peristiwa masa
lalu.?
2.
Siapa yang
membuka desa cidamar pada masa itu.?
3.
Dimanakah
letak datangnya penduduk pada masa itu.?
4.
Bagaimana
mengikhtisarkan hukum hukum umum yang tepat dalam kejadian sejarah tersebut.?
C.
Metode Dan Pendekatan Penelitian
Dalam kajian
ini kami menggunakan metode deskripsi berdasarkan pemaparan dari narasumber
yang ditemui juga tulisan tulisan lain yang mendukung kepada tujuan tulisan
ini. Adapun pendekatan yang diambil dal kajian ini adalah pendekatan
perbandingan antara berbagai data yang membentuk bangunan sejarah cidamar –
cidaun. Selain itu kami ingin meneliti dua teori besar mengenai asal muasal
masyarakat cidamar – cidaun, yaitu :
Teori pertama
mengatakan bahwa masyarakan cidamar – cidaun hanya berasal dari keturunan
sukapura
Teori kedua
menyebut bahwa masyarakat cidamar – cidaun tidak berasal tidak hanya dari
sukapura namun juga ada yang berasal dari wilayah banten.
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian
ini sangat bermanfaat bagi masyarakat cidamar – cidaun agar memahami asal
muasal dan karakteristik serta perkembanganya baik kemajuan atau kemunduranya
sehingga bisa dijadikan panduan untuk masa mendatang yang lebih maju terutama
pada generasi mudanya.
E.
Rekomendasi
Kami
merekomendasikan agar terus dilakukan kajian yang lebih mendalam terhadap
sejarah cidamar – cidaun agar lebih otentik sehingga mempunyai sumber data yang
absah untuk penelitain berikutnya terutama kepada para pemangku kepentingan
wilayah cidamar – cidaun, agar sejarah ini diketahui oleh anak cucu yang
nantinya akan menjadi generasi penerus cita – cita cidaun – cidamar tanpa ada
penyimpangan dan pemalsuan.
BAB II
PEMBAHASAN
SILSILAH RAJA
SUKAPURA
SEMPAI DENGAN
MUARA CIDAMAR – CIDAUN
A.
Sukapura Ngadaun Ngora.
Rd. Djaya Manggala (dalem pasir
tando), wiradadaha XII tahun 1765 – 1807, Bp sukapura 7.
1.
Rd. Demang
Anggadipa (dalem sepuh) bupati ke XIII tahun 1807 – 1837.
2.
Rd.
Tumenggung Danu Ningrat bupati ke IX tahun 1837 – 1844.
a)
Rd. Angga
Wiradi Manggala (dalem sumeren) bupati ke X tahun 1807 – 1855.
b)
Rd.
Wiradigdaha (dalem bogor) bupati ke XI tahun 1855 – 1875.
Ø Rd. Tumenggung Prawira Adiningrat (dalem arya) bupati ke XIII tahun 1901
– 1908.
·
Kg. Dalem
Adipati Wiratanu Ningrat bupati XIV tahun 1908 – 1938.
c)
Rd. Demang
Kusumah (dalem bintang) bupati ke XII tahun 1875 – 1901.
Ø Rd. Dalem Wiradiputra bupati XV dan XVII.
Ø Rd. R. Arya Sunarya bupati ke XVI.
3.
Rd. Raja
Nagara Patih Manojaya.
4.
Rd. Wiradi
Manggala.
5.
Braja Diguna
(dalem cidamar) lahir tahun 1761 – 1836.
a)
R. Pringga
Digdaha.
b)
R. Indra
Wijaya Wadana tahun 1830, lahit tahun 1785 – 1865.
Ø R. Pringga Wijaya Wadana tahun 1860, lahir tahun 1813 – 1885.
·
Ny. R Teja
Komara.
·
Ny. R Asmara.
·
Ny. R Djaya
Baya
6.
R. Parana
Wangsa.
7.
R. Surya
Direja.
8.
R. Djaya
Manggala.
9.
R. Adipati Wiratanu
Baja (dalem pasir tando) Wiradadaha VII tahun 1765 – 1807.
a)
R. Baja
Diguna (eyang ngabehi).
b)
R. Singareja.
c)
R. Pringga
Wijaya.
Ø R. Ginarja.
Ø R. H Martado.
Ø R. Wira Kusuma.
Ø Ny. R. Sari.
Ø R. Singajaya (pasir ngaweung tahun 1845 – 1915).
Ø Ny. R. Sewilistri.
Ø R. Naya Redja.
Ø R. Djaya Parna.
d)
Ny. R.
Karsiyah.
e)
Ny. R.
Hamidah.
f)
Ny. R.
Suraspati.
10.
R. Braja
Diguna (eyang behi).
a)
Raja
Wirawangsa.
b)
Wangsa
Diguna.
Ø R. Yuda Dirja (mbah bobojong eyang bodas).
·
Nata Dibya.
·
R. Eyang
Wakil.
·
Wangsa Praja.
v Ny. R. Duri + Angga Antum.
v Ny. R.asmu + Moch Abah.
v R. Diwirya + Siti Aminah.
v Ny. R. Asmah + Tubagus Sastra Diwangsa.
v R. Abu Hasan + Ny. Besah.
·
R. Wanana.
c)
R. Samargati.
B.
Keturunan Wadana 7 Bupati Sukapura.
Putra Dan Putri
Wadana 7 Bupati Sukapura Tahun 1765 – 1907
R. Djaya
Manggala, R. Tanu Baja Sembah Dalem Pasir Tando
No
|
Nama
|
Alamat
|
1
|
Ny. R. Pangung Nagara
|
Selong
|
2
|
Ny. R. Samar Karaton
|
Selong
|
3
|
Ny. R. Purma Kusuma
|
Selong
|
4
|
R. Djaya Anggara Direja
|
Selong
|
5
|
R. Anggadipa
|
Selong
|
6
|
R. Braja Nagara
|
Selong
|
7
|
Ny. Siti Salamah
|
Parung
|
8
|
R. Wangsa Yuda
|
Parung
|
9
|
R. Sura Yuda
|
Parung
|
10
|
Ny. R. Tedja
|
Mandala
|
11
|
R. Wiradi Manggala
|
Mandala
|
12
|
R. Tanu Wangsa
|
Mandala
|
13
|
Ny. R. Wali Arsanagara
|
Mandala
|
14
|
Ny R. Ganda Kusuma
|
Mandala
|
15
|
R. Tanuredja
|
Mandala
|
16
|
R. Dparedja
|
Nagara
|
17
|
R. Nimbang
|
Nagara
|
18
|
Ny. R. Sarijem
|
Sukapura
|
19
|
R. Moch Ja’par
|
Galumpit
|
20
|
Ny. R. Ganibah
|
Sukapura
|
21
|
Ny. R. Ganda Nagara
|
Sukapura
|
22
|
Ny. R. Kejad
|
Parung
|
23
|
R. Ardi Kusuma
|
Parung
|
24
|
Ny. R. Ordon
|
Parung
|
25
|
R. Wira Nagara
|
Mandala
|
26
|
Ny. R. Ria
|
Ciwarak
|
27
|
Ny. R. Asrabaya
|
Ciwarak
|
28
|
Ny. R. Basi
|
Ciwarak
|
29
|
Ny. R. Ratna Nimbang
|
Sajang
|
30
|
R. Parana Wangsa
|
Sajang
|
31
|
R. Nawala Direja
|
Batu Wangi
|
32
|
Ny. R. Ratna Inten
|
Batu wangi
|
33
|
R. Raksa Diredja
|
Cijulang
|
34
|
Braja Diguna
|
Cijulang
|
35
|
Ny. R. kanibah
|
Nagara
|
36
|
R. Sumayudha
|
Parung
|
37
|
R. Surya Diredja
|
Karang
|
C.
Daftar Nama Nama Kepala Desa Cidamar
|
No
|
Nama
|
Periode
|
|
1
|
Madtoha
|
Kades ke I
|
|
2
|
Nandi
|
Kades ke II
|
|
3
|
Umar
|
Kades ke III
|
|
4
|
Aning
|
Kades ke IV
|
|
5
|
Sastra Dipura
|
Kades ke V
|
|
6
|
Basarah
|
Kades ke VI
|
|
7
|
Unus
|
Kades ke VII
|
|
8
|
Aman
|
Kades ke VIII
|
|
9
|
Darojan
|
Kades ke IX
|
|
10
|
Dayat
|
Kades ke X
|
|
11
|
Ajat Sudrajat
|
Kades ke XI
|
|
12
|
Al Jemih
|
Kades ke XII
|
BAB III
SEJARAH CIDAMAR
A. Asal
Muasal Cidamar
Kampung tertua di Cidamar
adalah di daerah Cipanglay, karena dahulu kanpung ini merupakan kampung yang
aman. Disana sebelumnya hanya terdapat dua rumah didaerah solokan (sekarang
dibuat area persawahan cipanglay). Selanjutnya kedua rumah tersebut berkembang
dan dipindah dari selokan ke cipanglay yang ada sekarang.
Namun yang pertamakali disematkan
untuk wilayah cidaun adalah cidamar. Cidamar dahulu merupakan kewedanaan, yaitu
Desa Cidaun, Kewedanaan Cidamar, Kec. Cidaun, Kab. Cianjur. Sedangkan sekarang
cidamar terbalik menjadi desa, yaitu Desa Cidamar, Kec. Cidaun, Kab. Cianjur.
Digantinya Desa Cidaun menjadi
Desa Cidamar pada tahun 1980 yaitu Desa Cidaun waktu difusi dari 2 Desa menjadi
3 Desa. Sebelumnya hanya Desa Cikareo dan Desa Cidamar sekarang menjadi 3 desa,
yaitu Desa Cidamar, Desa Kertajadi (Cikareo) dan Desa Wangun (Wangunjaya) dan daristulah
nama Cidamar berasal. Sedangkan Cidaun sudah ada sejat tahun 1600-an dan dulu
disini juga ada perkampungan tetapi belum mempunyai nama, baik desa, kecamatan
ataupun kewedanaan. Semenjak tahun 1800-an bersatu menjadi satu kedaleman pada
tahun 1620 jumlah penduduk cidaun sebanyak ± 1870 orang. Kemudian pada tahun
1811 dibentuklah satu pemerintahan yang disebut dengan padaleman, sedangkan
yang membuka sejarah cidamar berasal dari daerah sukapura putranya R. Jaya
Manggala yang bernama R. Braja Diguna yang didampingi oleh saudara saudaranya
yaitu R. Baja Diguna, dan R. Brajantaka.
Dalam sistem pemerintahanya, R.
Braja Diguna (Eyang Sembah Dalem) menjadi dalem dari tahun 1811 - 1821, R.
Braja Diguna disemayamkan atau dimakamkan di Panyindangan.
Sedangkan R. Baja Diguna (Eyang Ngabehi) yang bergerak dibidang
perekonomian yaitu yang pertama kali yang memuat saluran air atau selokan dan
juga lahan persawahan, Eyang Ngabehi disemayamkan atau dimakamkan di daerah
Erang.
Sedangkan R. Brajantaka (Eyang H. Kudratullah) bergerak dibidang keamanan
dan ia disemayamkan atau dimakamkan di daerah Tegal Soreal. Kemudian pada tahun
1821 belanda menurunkannya menjadi Kawadanaan, yaitu wadana Munggaran R. Indra
Wiguna bersama putranya yaitu R. Pringga Wijaya (2 Periode), kemudian setelah
habis periode R. Pringga Wijaya diturunkan lagi menjadi Kecamatan yaitu
Kecamatan Cidaun yang menjadi camat pertama di Cidaun adalah H. Martado sedangkan mentri polisi atau
petingginya yaitu Singajaya.
Pada waktu belanda dipimpin oleh
Deandlesbelanda diturunkan oleh inggris yang dipimpin oleh Gubernur Raples
yaitu yang mendirikan Istana Kebun Raya Bogor. Pada tahun 1811 Indonesia
mengalami peperanagan dan pada waktu itu sultan cirebon dan padjajaran ikut
perang melawan belanda, karena sultan cirebon dan padjajaran waktu itu kalah
persenjataan kemudian sultan cirebon dan padjajaran meminta bantuan kepada
kerajaan Mataram. Pada abad ke 17 kerajaan Mataram mulai menyebar dan memasuki
wilayah Jawa Barat yag kemudian Sultan Mataram mengutus 2 rombongan untuk
menyelamatkan wilayah Priangan, batas wilayah Priangan sampai Citarum. 2
rombongan yang diutus ke Cidaun oleh Sultan Mataram yaitu R. Braja Diguna dan
R. Bajantaka. Sedangkan R. Arya Gajah diutus ke wilayah Bandung yang kemudian
munculnya budaya didaerah Cidaun khususnya wilayah pemerintahan, jadi yang
pertama membuka wilayah Cidaun yaitu orang orang Banten, sedangkan yang membuka
pemerintahanya yaitu orang orang sukapura.
B.
Keadaan Cidamar Pada Masa Itu
Pada saat terjadi peperanagan antara
VOC dengan kediri didaerah sunda kelapa, akibat dari peperangan tersebut
terjadi kerusakan yang parah didaerah sunda kelapa, dan untuk mengisi
kekosongan baik penduduk dan hartanya mereka VOC datang kedaerah cidamar dan
merusuh disana. Mereka merampas harta dan orang orang cidamar. Setelah Mataram
mendengah hal tersebut, maka diutuslah Eyang Nur Hamin yang ditemani oleh
istrinya Eyang Elang, mereka mengemban tugas untuk mengamankan daerat tersebut.
Eyang Nur Hamin mempunyai
beberapa keturunan yang menjadi pejabat pejabat di Cidamar diantaranya Eyang
Wija (Jogjogan), Eyang Harda Diwangsa, Eyang Patradikusuma, Eyang pitri (Gunung
Sepuh Hulu Sungai Cidamar) dan Eyang Yudarajat (Cipanglay).
Keturunan Eyang Nur Hamid
inilah yang menjadi pembuka daerah Cidamar. Setelah itu muncul lagi gerombolan
Amu Hawuk dan Panengeran Genjreng yang merusuh didaerah Cidamar, Eyang Nur
Hamin bergegas untuk mengamankan kerusuhan tersebut. Setelah dirasa kampung
tersebut aman Eyang Nur Hamin pergi dari daerah Cidamar dan diserahkan kepada
Eyang Yudarajalah yang meninggal di Cipanglay.
C.
Ikhtisar Periodisasi Perkembangan Cidamar – Cidaun
Berdasarkan pada penuturan
narasumber, maka kami membuat ikhtisar periodisasi perkembangan masyarakat
cidaun berdasarkan perkiraan tahun kejadiannya sebagai berikut.
1.
Tahun
1980 adalah tahun pergantian dari desa Cidaun ke desa Cidamar, pada masa ini
terjadi difusi. Cikareo dan Cidaun dibagi menjadi 3 desa, yaitu Desa Cidamar,
Kertajadi dan Wangun. Sejak masa inilah disebut desa Cidamar.
2.
Tahun
1600-an telah ada perkampungan diwilayah cidaun, hanya saja belum diberi nama
Cidaun.
3.
Tahun
1800-an dibuatlah satu pemerintahan yang disebut kedaleman keturunan Jaya
Manggala dari Sukapura mulai membuka Cidamar disertai oleh saudara saudaranya
yaitu R. Braja Diguna (Eyang Sembah Dalem, (1811-1821)), R. Baja Diguna (Eyang Ngabehi) yang bergerak
dibidang pertanian, dan R. Bajantaka (Eyang H Kudratullah) yang kuburanya di
Tegal Soreal.
4.
Ketika
tahun 1857 kerajaan Padjajaran menglami keruntujan, maka terpecahlah masyarakan
padjajaran menjadi 2 : ada yang takluk pada kerajaan Banten sehingga masuk
islam, dan ada yang mengungsi ke wilayah pesisir selatan hingga mereka turun ke
wilayah Pelabuhan Ratu. Sebagaiman yang disematkan untuk mengenang kerajaan
padjajaran dimasa lalu.
5.
Tahun
1821 status kedaleman Cidamar dilengserkan oleh belanda menjadi status
kewadanaan dengan wadana pertama bernama R. Indra Wijaya yang dikuburkan
dilembah luhur, kemudian dilanjutkan oleh R. Pringga Wijaya, kemudian setelah 2
periode diperintah oleh 2 wadana status kewadanaan diturunkan lagi menjadi
Kecamatan Cidaun dan camat pertamanya adlah H. Martado dengan mentri polisi
bernama Singajaya.
BAB IV
PENUTUP
Diakhir
tulisan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu terlaksananya kajian ini, khususnya kepada Bp Mulyadi sebagai
guru mata pelajaran Sejarah di Madrasah Aliyah Cidaun yang telah memberikan
dorongan dan masukan untuk penulisan naskah makalah ini. Kami juga ucapkan banyak
terimaksih kepada narasumber yang telah memaparkan sejarah Cidaun Cidamar
sehingga dapat kami olah menjadi untaian cerita sejarah yang menarik untuk
dikaji dan dipelajari.
Akhirnya
tak ada gading yang tak retak, kami ingin menyampaikan permohonan maaf bila
banyak data dan penjelasan yang masih keliru, sehingga mencederai keotentikan
sejarah. Kami berharap tulisan ini menjadi pemicu bermunculanya kajian kajian
lain mengenai sejarah Cidaun Cidamar
dengan metode dan pendekatan serta kandungan materi yang lebih baik.
Demikian
kami ucapkan terimaksih, dan mohon maaf. Harapan kami mudah mudahan tulisan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
والسلام علىكم ورحمة الله وبركاته
Sumber :
Dari Wawancara :
1.
Bpk
Edi Sunardi (Kaum)
2. Bpk Basar (Cipanglay)
3.
Bpk
Ace (Jogjogan)

kepala desa cidamar sebelum darojan ada bapak abdul kohar.. jangan dihilangkan
BalasHapus